Minggu, 27 November 2011

sejarah kota batam


                                                                                                   


                                                                            
                                                                   
       Kota Batam adalah salah satu kota di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional. Kota ini memiliki jarak yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun hingga kini telah berpenduduk 915.882 jiwa.

Sejarah

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam.

Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah kecamatan Batam yang merupakan bagian dari kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung
     Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dan mana nama Batam itu diambil, yang jelas Pulau Batam merupakan sebuah pulau besar dan 329 pulau yang ada di wilayah Kota Batam. Satu-satunya sumber yang dengan jelas menyebutkan nama Batam dan masih dapat dijumpai sampai saat mi adalah Traktat London (1824). Penduduk asli Kota Batam diperkirakan adalah orang-orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat atau Orang Laut. Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah itu sejak zaman kerajaan Tumasik (sekarang Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke-14. Malahan dan catatan lainnya, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut sejak tahun 231 M yang di zaman Singapura disebut Pulau Ujung. Pada masa jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada di bawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas kawasan Pulau Batam dipegang oleh Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan (sekarang P. Bintan). Ketika Hang Nadim menemui ajalnya, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan Johor sampai pada pertengahan abad ke.18. Dengan hadirnya kerajaan di Riau Lingga dan terbentuknya jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, maka Pulau Batam beserta pulau-pulau lainnya berada di bawah kekuasaan Yang Dipertuan Muda Riau, sampai berakhirnya kerajaan Melayu Riau pada tahun 1911.
Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat Melaka. Bandar Singapura yang maju dengan pesat, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai perdagangan melayu dan perdagangan lainnya yang lewat di sana. Hal ini mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, amat bermanfaat bagi pedagang-pedagang untuk berlindung dan gangguan patroli Belanda. Pada abad ke-18, Lord Minto dan Raffles dan kerajaan Inggris melakukan Barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah Belanda.

latar belakang kota batam



LATAR BELAKANG KOTA BATAM
Menurut sejarah, pengembangan Pulau Batam dapat dilihat pada tiga periode yang berbeda yakni periode masa lampau, periode pendudukan kolonial dan periode globalisasi. Perkembangan pulau Batam awalnya berasal dari Pemerintahan Kesultanan yang sekarang telah berbaur dengan Republik Singapura dan kerajaan Malaysia yang terlebih dahulu menganut paham moderat.
Sejarah pulau Batam dapat ditelusuri ketika pertama kali Bangsa Mongolia dan Indo-Aryans pindah dan menetap di kerajaan Melayu sekitar tahun 1000 M atau sebelum kerajaan Islam Malaka dan Bintan muncul serta saat datangnya Pemerintahan Kolonial Eropa yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, Belanda dan Inggris. Sejak tahun 1513 M, pulau Batam dan Singapura telahmenjadi bagian dari kesultanan Johor. Penduduk pulau Batam sendiri berasal dari orang Melayu atau yang lebih dikenal dengan orang Selat atau orang Laut. Mereka menempati wilayah tersebut sejak zaman kerajaan Temasek atau paling tidak dipenghujung tahun 1300 M (awal abad ke-14). Referensi lain menyebutkan, pulau Batam telah dihuni orang Laut sejak 231 M.
Ketika Singapura dinamai Temasek yang dikelilingi oleh perairan, wilayah ini telah dijadikan sebagai pusat perdagangan yang dikuasai oleh Temanggung Tempatan (pemimpin wilayah).
Akibat dari pesatnya perdagangan tersebut membuat kerajaan Melayu Johor, Penyengat serta Lingga/Daik menjadi kuat dan mereka memperluas daerah kekuasaan sampai ke kawasan Malaka. Bukan itu saja, pulau Sumatera Bagian timur juga menjadi bagian dari kekuasaan mereka. sampai akhirnya datang bangsa Belanda dan Inggris pada tahun 1824 M, yang kemudia mengambil alih tampuk kekuasaan sekaligus menjadi daerah jajahannya dan muncullah paham politis yang baru.
Di abad ke-19, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat malaka. Bandar Singapura juga maju pesat, mengakibatkan Belanda dengan berbagai cara ingin menguasai perdagangn Melayu dan aktivitas lainnya yang melewati kawasan tersebut. Terjadilah penyusupan tersembunyi yang dilkukan oleh pedagang Singapura. hal ini sangat menguntungkan pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai tempat bersembunyi dari gangguan patroli Belanda.
Pada 17 Maret 1824, Pemerintah Inggris Baron Fagel dari Belanda menandatangani perjanjian London (Anglo-Deutch Tractate berisi : Belanda mengaku kedudukan Inggris di Malaka dan Singapura, sementara itu Bencoolen (Bengkulu, Sumatera) menjadi kekuasaan Belanda sekaligus menguasai kepuluan Riau).
Setelah kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Lingga berpisah dari Johor, maka yang dipertuan besar bergelar Sultan membagi wilayah administrasi pemerintahan dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau menjadi tiga bagian. Yakni kekuasaan Sultan di Daik Lingga, Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan Tumenggung di Bulang. Ketiga wilayah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan roda pemerintahan. namun secara umum yang menjadi titik sentral dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Melayu dipegang Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Penyengat.
Batam sendiri saat itu, merupakan wilayah kekuasaan Tumenggung, Tumenggung yang pertama di Bulang bergelar Tengku Besar. Sementara yang menjadi Tumenggung terakhir adalah Tumenggung Abdul Jamal. Sebagai pusat kekuasaan dan yang menjalankan roda pemerintahan, pada tahun 1898, Yang Dipertuan Muda yang berpusat di Penyengat, mengeluarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Raja Ali Kelana bersama seorang saudaranya untuk mengelola pulau Batam. bekal surat itulah, Raja Ali Kelana kemudia mengembangkan usahanya di pulau Batam. Slaah satunya mendirikan pabrik batu bata.
Pada tahun 1965 Temasek melepaskna diri dari Federasi Malaysia (1963-1965) untuk menjadi negara Singapura yang bebas. Pada awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga 1957, Tanjung Pinang dinobatkan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis di bagian Timur Sumatera. Tanjung Pinang kemudian ditetapkan sebagai ibukota propinsi Riau yang kemudian diikuti oleh Pekanbaru yang terletak di Sumatera. Semenjak itu, Tanjung Pinang resmi menjadi ibukota Kabupaten Kepuluan Riau yang melingkupi 17 kecamatan termasuk di antaranya pulau Batam.
Untuk jangka panjang, belum ada pulau lain secara relatif bisa berkembang seperti Pulau Batam yang terus mengalami pembangunan yang sangat pesat. Padahal secara turun temurun, Belakang Padang adalah kota besar dan Batam hanya suatu tempat yang hanya dijadikan sebagai destinasi kedua setelah Belakang Padang. Tahun 1957 Pulau Buluh menjadi satu kesatuan dengan pulau Batam dan menjadi bagian dari Belakang Padang sekitar tahun 1965. Sementara pada tahun 1971, dengan keputusan Presiden No. 74 / 1971, Pemerintah pusat mengumumkan secara resmi bahwa pulau Batam sebagai suatu zona industri.

Pulau Batam yang merupakan bagian dari Propinsi Riau memiliki banyak nilai tambah. Dengan modal jalur pelayaran internasional serta jarak dengan negara Singapura hanya 12.5 mil laut atau sekitar 20 Km, maka untuk memacu perkembangan di wilayah nusantara dari semua aspek kehidupan, khususnya dibidang ekonomi, maka Pemerintah Indonesia mengembangkan Pulau Batam menjadi Otorita pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB).



visi dan misi kota batam









Visi dan Misi Kota Batam

Visi 
Terwujudnya Batam Menuju Bandar Dunia Yang Madani dan Menjadi Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Misi
1. Mengembangkan Kota Batam sebagai kota pusat kegiatan industri perdagangan, pariwisata, kelautan, dan alih kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh infrastruktur, sistem transportasi, sistem Teknologi Informasi (IT) dan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau dan nyaman.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan dan pembinaan usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM), koperasi dan investasi yang didukung oleh iklim / situasi usaha yang kondusif dan berlandaskan supremasi hukum.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat hinterland dan masyarakat miskin melalui penyediaan fasilitas infrastruktur dasar, penataan dan pembinaan usaha sektor informal serta penanggulangan masalah sosial.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta pembinaan kepemudaan dan olahraga.

5. Menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni budaya Melayu dan budaya daerah lainnya serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis,bertoleransi dan berbudi pekerti.

6. Memujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik.

penduduk






pembangunan yang dilakukan Otorita Batam.

Di era Reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam.

 
Geografis

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini memiliki luas wilayah daratan seluas 715 km² atau sekitar 115% dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.570.35 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur.

Batas-batas Kota Batam:
Sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan Malaysia
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Daik-Lingga
Sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan dan tanjung pinang
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten karimun


Penduduk

Suku Bangsa
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Beberapa suku yang dominan adalah suku Melayu, Minang, Batak, Makassar, Jawa, Flores, Tionghoa dan lain-lain. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Kota Batam menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat., Batam telah berpenduduk kurang lebih 915.882 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata diatas 8 persen pertahun.







 

 Bahasa
   Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Makassar, dan juga bahasa Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Batam adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu.






Kota Batam terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan, yaitu:

Kecamatan Batam Kota
Kecamatan Nongsa
Kecamatan Bengkong
Kecamatan Batu Ampar
Kecamatan Sekupang
Kecamatan Belakang Padang
Kecamatan Bulang
Kecamatan Sagulung
Kecamatan Galang
Kecamatan Lubuk Baja
Kecamatan Sungai Beduk
Kecamatan Batuaji





pemerintahan

Dalam mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota Batam, pada bulan Januari 2006 yang lalu, diselenggarakan pemilihan walikota dan wakil walikota Batam. Melalui proses yang tertib dan aman, maka terpilih dan ditetapkannya Drs. H. Ahmad Dahlan dan Ir. Ria Saptarika sebagai Walikota dan Wakil Walikota Batam periode 2006-2011.


media online media masa depan

taman internet

  Kemajuan zaman yang serba cepat saat ini memicu segala perkembangan disegala aspek. Demikian halnya di bidang jurnalisme juga mengalami era digital yang mana setiap orang mampu mengakses informasi terutama berita aktual dimana pun berada dengan dukungan perangkat telepon selular. Hal ini disebabkan kemampuan media online yang menyuguhkan informasi hanya beberapa menit
Kota batam yang juga merupakan salah satu kota dengan sentuhan kemajuan teknologi dan informasi menjadikan masyarakatnya semakin membutuhkan informasi berkembang khususnya informasi seputar Kota Batam dari sebuah media online yang terpercaya. Apalagi dengan rencana Kota Batam untuk menbuat konsep digital island mampu memacu perkembangan sumber daya manusia sebagaimana masyarakat lain di Negara-negara maju.

komunikasi


Perkembangan Telekomunikasi di Batam terbilang cukup pesat. berikut ini adalah beberapa media yang berada di batam.
Stasiun Televisi:






pos indonesia

stasiun batam tv
 

                              Semenanjung Televisi
                              Urban TV
                              Barelang TV

                              Hang Tuah TV
                                                                                      
Batam TV

Stasiun Radio:

Radio Kei 102.3FM
Radio Be 107FM
Radio RAMAKO Batam 100.7FM
Radio Zoo 101.6FM
Radio DISCOVERY Minang 87.6FM
Radio Sheila 104.3FM
Radio Alfa Omega 107.7FM
Radio Sing 105.5FM
Radio Era Baru 106.5FM
Radio Salam 102.7FM
Radio Hang FM
Radio Wiraga FM
Radio Idola FM
Radio Gress FM
Radio M3 FM
Radio Wiraga FM
Radio G-Fan FM

agama

Vihara Duta Maitreya

mesjid raya batam centre

mesjid raya batam centre
   Islam adalah agama mayoritas di Kota Batam. Mesjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD menjadi simbol masyarakat Batam yang agamis. Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Agama Buddha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa. Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta Maitreya.

Sabtu, 26 November 2011

ekonomi

pasar bengkong harapan

pt.atb

pt.mc dermott

pt.mc.dermott
bank bca

telkomsel

bank indonesia

   Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara lain. Keberadaan kegiatan perekonomian di Kota ini juga dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita Batam dalam meneruskan pembangunan, memiliki komitmen dalam memajukan pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman ketiga instansi tersebut, yang kemudian diharapkan terciptanya pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan. Batam, bersama dengan Bintan dan Karimun kini telah berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus(KEK). Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di Batam yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

* Pasar-pasar Pemerintah
 NAMA-NAMA PASAR DI
KOTA BATAM
No
Nama
Pengelola
Kelurahan
Kecamatan
Ket
1
Pasar Tiban Center
PT.Zutikah Utama
Tiban Indah
Sekupang
Tidak Aktif
2
Pasar Tiban Pelapa

Tiban Indah
Sekupang
Tidak Aktif
3
Pasar Sei Harapan
PT.Rimbun Alam Permai
Sei Harapan
Sekupang
Tidak Aktif
4
Pasar Cipta Puri
PT.Cipta Mitra Sukses (Hotdi Siagian )
Tiban Baru
Sekupang
Tidak Aktif
5
Pasar Tiban Koperasi
Samsudin
Tiban Baru
Sekupang
Tidak Aktif
6
Pasar Tiban Kampung
Lurah Tiban Lama
Tiban Lama
Sekupang
Tidak Aktif
7
Pasar Aviari
PT. Aviari Pratama Ari Wibowo
Buliang
Batuaji
Tidak Aktif
8
Pasar Melayu

Buliang
Batuaji
Tidak Aktif
9
Pasar Rakyat Melayu
PT. Mipon
Bukit Tempayan
Batuaji
Tidak Aktif
10
Pasar Perumnas Sagulung
Aliong
Batu Aji
Sagulung
Tidak Aktif
11
Pasar Sentosa Perdana
PT.Mitra Halim Perdana (Hasan)
Batu Aji
Sagulung
Tidak Aktif
12
Pasar Putra Jaya Bintan
PT. Putra Jaya Bintan
Batu Aji
Sagulung
Tidak Aktif
13
Pasar Aragusma

Batu Aji
Sagulung
Tidak Aktif
14
Pasar Bintang 9

Batu Aji
Sagulung
Tidak Aktif
15
Pasar Rakyat Tembesi
Dipanusa
Batu Aji
Sagulung
Tidak Aktif
16
Pasar Bersatu Bida Ayu
Pengurus.RT/RW.(Gading Barus
Tanjung Piayu
Sei Beduk
Tidak Aktif
17
Pasar Tanjung Piayu

Tanjung Piayu
Sei Beduk
Tidak Aktif
18
Pasar Pelita
CV. Boyan
Kampung Pelita
Lubuk Baja
Tidak Aktif
19
Pasar Tanjung Uma
Panil
Tanjung Uma
Lubuk Baja
Tidak Aktif
20
Pasar Penuin Center
Muhroni
Batu Selicin
Lubuk Baja
Tidak Aktif
21
Pasar Square 91

Batu Selicin
Lubuk Baja
Tidak Aktif
22
Pasar Blok IV

Batu Selicin
Lubuk Baja
Tidak Aktif
23
Pasar Lucky Estate

Batu Selicin
Lubuk Baja
Tidak Aktif
24
Pasar Toss 3000
PT. Artha Bangun Perkasa/Karto
Lubuk Baja Kota
Lubuk Baja
Tidak Aktif
25
Pasar Puja Bahari
Toni
Lubuk Baja Kota
Lubuk Baja
Tidak Aktif
26
Pasar Induk Jodoh Batam
PT. GTA (Dorlan N )
Tanjung Uma
Lubuk Baja
Tidak Aktif
27
Pasar Melati
Asril Midin
Bengkong Laut
Bengkong
Tidak Aktif
28
Pasar Angkasa Bengkong
PT. Angkasa
B. Harapan Baru
Bengkong
Tidak Aktif
29
Pasar Sukaramai
Aseng
B. Harapan Baru
Bengkong
Tidak Aktif
30
Pasar Bengkong Harapan
Rahmidin
Bengkong Harapan
Bengkong
Tidak Aktif
31
Pasar Bengkong Center
Irene
Tanjung Buntung
Bengkong
Tidak Aktif
32
Pasar Tanjung Pantun
PT. Tanjung Pantun (Tarman/ Toni)
Sei Jodoh
Batu Ampar
Tidak Aktif
33
Pasar Tradisional Batu Merah

Batu Merah
Batu Ampar
Tidak Aktif
34
Pasar Rakyat

Bukit Senyum
Batu Ampar
Tidak Aktif
35
Pasar Nasa

Belian
Batam Kota
Tidak Aktif
36
Pasar Lailai
Arpan
Punggur
Nongsa
Tidak Aktif
37
Pasar Fanindo
PT. Fanindo
Belian
Batam Kota
Tidak Aktif
38
Pasar Belakang Padang

Tanjung Sari
BelakangPadang
Tidak Aktif
39
Pasar Dapur 12

Sei Pelunggut
Sagulung
Tidak Aktif
40
Pasar Hang Tuah Batu Besar
Aziz
Batu Besar
Nongsa
Tidak Aktif
41
Pasar Fanindo Tg Uncang
PT. Fanindo
Tanjung Uncang
Batuaji
Tidak Aktif