Dalam mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota Batam, pada bulan...
Sejarah Kota Batam
Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.
Visi dan Misi Kota Batam
Visi
Terwujudnya Batam Menuju Bandar Dunia Yang Madani dan Menjadi Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
Misi
1. Mengembangkan Kota Batam sebagai kota pusat kegiatan industri perdagangan, pariwisata, kelautan, dan alih kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh infrastruktur, sistem transportasi, sistem Teknologi Informasi (IT) dan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau dan nyaman.
Penduduk
Suku Bangsa
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Beberapa suku yang dominan adalah suku Melayu, Minang, Batak, Makassar, Jawa, Flores, Tionghoa dan lain-lain. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Kota Batam menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat., Batam telah berpenduduk kurang lebih 915.882 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata diatas 8 persen pertahun.
Pemerintahan
Dalam mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota Batam, pada bulan Januari 2006 yang lalu, diselenggarakan pemilihan walikota dan wakil walikota Batam. Melalui proses yang tertib dan aman, maka terpilih dan ditetapkannya Drs. H. Ahmad Dahlan dan Ir. Ria Saptarika sebagai Walikota dan Wakil Walikota Batam periode 2006-2011.
Media Online Media Masa Depan
Kemajuan zaman yang serba cepat saat ini memicu segala perkembangan disegala aspek. Demikian halnya di bidang jurnalisme juga mengalami era digital yang mana setiap orang mampu mengakses informasi terutama berita aktual dimana pun berada dengan dukungan perangkat telepon selular. Hal ini disebabkan kemampuan media online yang menyuguhkan informasi hanya beberapa menit.
Komunikasi
Semenanjung Televisi , Urban TV , Barelang TV , Hang Tuah TV , Batam TV.
Agama
Islam adalah agama mayoritas di Kota Batam. Mesjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD menjadi simbol masyarakat Batam yang agamis. Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Agama Buddha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa. Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta Maitreya.
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau.
Pendidikan
Kota Batam memiliki banyak sekolah negeri dan swasta mulai dari tingkat SD hingga SMA. Perguruan Tinggi Negeri di Batam adalah Universitas Maritim Raja Ali Haji(UMRAH) atau lebih di kenal dengan nama Politeknik Batam. Selain itu terdapat banyak perguruan tinggi swasta seperti Universitas Internasional Batam(UIB), Universitas Batam(Uniba), STIE Ibnu Sina, STT.
Akses Ke Batam
Akses menuju Kota Batam dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut. Melalui jalur udara, Batam dapat dicapai melalui Bandara Internasional Hang Nadim yang melayani rute penerbangan langsung dari banyak kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Padang dll. Batam juga memiliki lima pelabuhan ferry internasional yang menghubungkannya dengan Singapura dan Malaysia: Batam center, Batu Ampar (Harbour Bay), Nongsa, Waterfront City, dan Sekupang.
Tempat-Tempat Wisata
Jembatan Barelang (Ikon Kota Batam)
Bekas kamp pengungsi Vietnam di pulau Galang
Pantai Nongsa
Pantai Melur
Pantai Melayu (terdapat di Pulau Galang)
Pantai Sekilak
Pantai Marina City
Tanjung Pinggir (terdapat patung Dewi Kwan-Im raksasa)
Berbagai resort berstandar internasional yang menyediakan fasilitas hotel, golf dll.
Tempat-Tempat Wisata Belanja
Mega mall-batam center
Komplek Nagoya
Komplek Jodo
Mega Mall
Kepri mall
Nagoya Hill Mall
Batam City Square(BCS) Mall
Top 100 Penuin
Diamond City(DC) Mall
Lucky Plaza (Pusat penjualan HP)
Mymart (Pusat penjualan Komputer)
SP Plaza
Panbil Mall
Plaza Batamindo (terdapat di dalam Kawasan Industri Batamindo)
Plaza Aviari
Sagulung Mall
Dll.
Tempat-Tempat Penginapan
kawasan sangat dekat dengan negara Singapura sehingga sangat berpotensi di kunjungi wisatawan yang berlibur ke Batam. Sabagai daerah yang sering di kunjungi wisatawan asing tentu mencari daftar hotel murah dari bintang 1 hingga bintang 4 atau bahkan bintang 5 di Batam tentu tidak terlalu sulit.
Rumah Sakit Di BAtam
Bagi Anda yang sedang mendapatkan musibah sakit di Batam atau anda datang jauh dari daerah lain untuk berobat atau menjenguk saudara atau keluarga anda yang sakit di Batam, berikut ini adalah daftar beberapa Rumah sakit dan Klinik yang sering di jadikan rujukan utama di Batam.
Kota Batam adalah salah satu kota di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional. Kota ini memiliki jarak yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun hingga kini telah berpenduduk 915.882 jiwa.
Sejarah
Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.
Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam.
Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah kecamatan Batam yang merupakan bagian dari kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung
Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dan mana nama Batam itu diambil, yang jelas Pulau Batam merupakan sebuah pulau besar dan 329 pulau yang ada di wilayah Kota Batam. Satu-satunya sumber yang dengan jelas menyebutkan nama Batam dan masih dapat dijumpai sampai saat mi adalah Traktat London (1824). Penduduk asli Kota Batam diperkirakan adalah orang-orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat atau Orang Laut. Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah itu sejak zaman kerajaan Tumasik (sekarang Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke-14. Malahan dan catatan lainnya, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut sejak tahun 231 M yang di zaman Singapura disebut Pulau Ujung. Pada masa jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada di bawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas kawasan Pulau Batam dipegang oleh Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan (sekarang P. Bintan). Ketika Hang Nadim menemui ajalnya, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan Johor sampai pada pertengahan abad ke.18. Dengan hadirnya kerajaan di Riau Lingga dan terbentuknya jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, maka Pulau Batam beserta pulau-pulau lainnya berada di bawah kekuasaan Yang Dipertuan Muda Riau, sampai berakhirnya kerajaan Melayu Riau pada tahun 1911.
Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat Melaka. Bandar Singapura yang maju dengan pesat, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai perdagangan melayu dan perdagangan lainnya yang lewat di sana. Hal ini mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, amat bermanfaat bagi pedagang-pedagang untuk berlindung dan gangguan patroli Belanda. Pada abad ke-18, Lord Minto dan Raffles dan kerajaan Inggris melakukan Barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah Belanda.
Menurut sejarah, pengembangan Pulau Batam dapat dilihat pada tiga periode
yang berbeda yakni periode masa lampau, periode pendudukan kolonial dan periode
globalisasi. Perkembangan pulau Batam awalnya berasal dari Pemerintahan Kesultanan
yang sekarang telah berbaur dengan Republik Singapura dan kerajaan Malaysia
yang terlebih dahulu menganut paham moderat.
Sejarah pulau Batam dapat ditelusuri ketika pertama kali Bangsa Mongolia
dan Indo-Aryans pindah dan menetap di kerajaan Melayu sekitar tahun 1000 M atau
sebelum kerajaan Islam Malaka dan Bintan muncul serta saat datangnya
Pemerintahan Kolonial Eropa yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, Belanda dan
Inggris. Sejak tahun 1513 M, pulau Batam dan Singapura telahmenjadi bagian dari
kesultanan Johor. Penduduk pulau Batam sendiri berasal dari orang Melayu atau
yang lebih dikenal dengan orang Selat atau orang Laut. Mereka menempati wilayah
tersebut sejak zaman kerajaan Temasek atau paling tidak dipenghujung tahun 1300
M (awal abad ke-14). Referensi lain menyebutkan, pulau Batam telah dihuni orang
Laut sejak 231 M.
Ketika Singapura dinamai Temasek yang dikelilingi oleh perairan, wilayah
ini telah dijadikan sebagai pusat perdagangan yang dikuasai oleh Temanggung
Tempatan (pemimpin wilayah).
Akibat
dari pesatnya perdagangan tersebut membuat kerajaan Melayu Johor, Penyengat
serta Lingga/Daik menjadi kuat dan mereka memperluas daerah kekuasaan sampai ke
kawasan Malaka. Bukan itu saja, pulau Sumatera Bagian timur juga menjadi bagian
dari kekuasaan mereka. sampai akhirnya datang bangsa Belanda dan Inggris pada
tahun 1824 M, yang kemudia mengambil alih tampuk kekuasaan sekaligus menjadi
daerah jajahannya dan muncullah paham politis yang baru.
Di abad ke-19, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam
upaya menguasai perdagangan di perairan Selat malaka. Bandar Singapura juga
maju pesat, mengakibatkan Belanda dengan berbagai cara ingin menguasai
perdagangn Melayu dan aktivitas lainnya yang melewati kawasan tersebut.
Terjadilah penyusupan tersembunyi yang dilkukan oleh pedagang Singapura. hal
ini sangat menguntungkan pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai
tempat bersembunyi dari gangguan patroli Belanda.
Pada 17 Maret 1824, Pemerintah Inggris Baron Fagel dari Belanda menandatangani
perjanjian London (Anglo-Deutch Tractate berisi : Belanda mengaku kedudukan
Inggris di Malaka dan Singapura, sementara itu Bencoolen (Bengkulu, Sumatera)
menjadi kekuasaan Belanda sekaligus menguasai kepuluan Riau).
Setelah kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Lingga berpisah dari Johor,
maka yang dipertuan besar bergelar Sultan membagi wilayah administrasi
pemerintahan dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau menjadi tiga bagian. Yakni
kekuasaan Sultan di Daik Lingga, Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan
Tumenggung di Bulang. Ketiga wilayah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam
menjalankan roda pemerintahan. namun secara umum yang menjadi titik sentral
dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Melayu dipegang Yang Dipertuan
Muda yang berkedudukan di Penyengat.
Batam sendiri saat itu, merupakan wilayah kekuasaan Tumenggung, Tumenggung
yang pertama di Bulang bergelar Tengku Besar. Sementara yang menjadi Tumenggung
terakhir adalah Tumenggung Abdul Jamal. Sebagai pusat kekuasaan dan yang
menjalankan roda pemerintahan, pada tahun 1898, Yang Dipertuan Muda yang
berpusat di Penyengat, mengeluarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Raja
Ali Kelana bersama seorang saudaranya untuk mengelola pulau Batam. bekal surat
itulah, Raja Ali Kelana kemudia mengembangkan usahanya di pulau Batam. Slaah
satunya mendirikan pabrik batu bata.
Pada tahun 1965 Temasek melepaskna diri dari Federasi Malaysia (1963-1965)
untuk menjadi negara Singapura yang bebas. Pada awal kemerdekaan Indonesia
tahun 1945 hingga 1957, Tanjung Pinang dinobatkan sebagai pusat pemerintahan
dan bisnis di bagian Timur Sumatera. Tanjung Pinang kemudian ditetapkan sebagai
ibukota propinsi Riau yang kemudian diikuti oleh Pekanbaru yang terletak di
Sumatera. Semenjak itu, Tanjung Pinang resmi menjadi ibukota Kabupaten Kepuluan
Riau yang melingkupi 17 kecamatan termasuk di antaranya pulau Batam.
Untuk jangka panjang, belum ada pulau lain secara relatif bisa berkembang
seperti Pulau Batam yang terus mengalami pembangunan yang sangat pesat. Padahal
secara turun temurun, Belakang Padang adalah kota besar dan Batam hanya suatu
tempat yang hanya dijadikan sebagai destinasi kedua setelah Belakang Padang.
Tahun 1957 Pulau Buluh menjadi satu kesatuan dengan pulau Batam dan menjadi
bagian dari Belakang Padang sekitar tahun 1965. Sementara pada tahun 1971,
dengan keputusan Presiden No. 74 / 1971, Pemerintah pusat mengumumkan secara
resmi bahwa pulau Batam sebagai suatu zona industri.
Pulau Batam yang merupakan bagian dari Propinsi Riau memiliki banyak nilai
tambah. Dengan modal jalur pelayaran internasional serta jarak dengan negara
Singapura hanya 12.5 mil laut atau sekitar 20 Km, maka untuk memacu
perkembangan di wilayah nusantara dari semua aspek kehidupan, khususnya
dibidang ekonomi, maka Pemerintah Indonesia mengembangkan Pulau Batam menjadi
Otorita pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB).
Visi
Terwujudnya Batam Menuju Bandar Dunia Yang Madani dan Menjadi Lokomotif
Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Misi
1. Mengembangkan Kota Batam sebagai kota pusat kegiatan industri perdagangan,
pariwisata, kelautan, dan alih kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam
suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh infrastruktur, sistem
transportasi, sistem Teknologi Informasi (IT) dan penataan lingkungan kota yang
bersih, sehat, hijau dan nyaman.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan dan
pembinaan usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM), koperasi dan investasi yang
didukung oleh iklim / situasi usaha yang kondusif dan berlandaskan supremasi
hukum.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat hinterland dan
masyarakat miskin melalui penyediaan fasilitas infrastruktur dasar, penataan
dan pembinaan usaha sektor informal serta penanggulangan masalah sosial.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai IPTEK dan
bermuatan IMTAQ melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan dan
pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta pembinaan kepemudaan
dan olahraga.
5. Menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni budaya Melayu dan
budaya daerah lainnya serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang
harmonis,bertoleransi dan berbudi pekerti.
Di era Reformasi pada akhir dekade
tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya
administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi yaitu Pemerintah
Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan
mengikutsertakan Badan Otorita Batam.
Geografis
Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini memiliki luas
wilayah daratan seluas 715 km² atau sekitar 115% dari wilayah Singapura,
sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.570.35 km². Kota Batam beriklim
tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki
dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang
subur.
Batas-batas Kota Batam:
Sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan Malaysia
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Daik-Lingga
Sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan dan tanjung pinang
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten karimun
Penduduk
Suku Bangsa
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam
suku dan golongan. Beberapa suku yang dominan adalah suku Melayu, Minang,
Batak, Makassar, Jawa, Flores, Tionghoa dan lain-lain. Dengan berpayungkan
budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Kota Batam menjadi
kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam
masyarakat., Batam telah berpenduduk kurang lebih 915.882 jiwa dan memiliki laju
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. memiliki angka pertumbuhan penduduk
rata-rata diatas 8 persen pertahun.
Bahasa Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
pengantar sehari-hari. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang
berasal dari daerah lain, seperti bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Jawa,
bahasa Makassar, dan juga bahasa Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Batam
adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu.
Kota
Batam terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan, yaitu:
Kecamatan Batam Kota
Kecamatan Nongsa
Kecamatan Bengkong
Kecamatan Batu Ampar
Kecamatan Sekupang
Kecamatan Belakang Padang
Kecamatan Bulang
Kecamatan Sagulung
Kecamatan Galang
Kecamatan Lubuk Baja
Kecamatan Sungai Beduk
Kecamatan Batuaji
Dalam
mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota
Batam, pada bulan Januari 2006 yang lalu, diselenggarakan pemilihan walikota
dan wakil walikota Batam. Melalui proses yang tertib dan aman, maka terpilih
dan ditetapkannya Drs. H. Ahmad Dahlan dan Ir. Ria Saptarika sebagai Walikota
dan Wakil Walikota Batam periode 2006-2011.
Kemajuan
zaman yang serba cepat saat ini memicu segala perkembangan disegala aspek.
Demikian halnya di bidang jurnalisme juga mengalami era digital yang mana
setiap orang mampu mengakses informasi terutama berita aktual dimana pun berada
dengan dukungan perangkat telepon selular. Hal ini disebabkan kemampuan media
online yang menyuguhkan informasi hanya beberapa menit
Kota
batam yang juga merupakan salah satu kota dengan sentuhan kemajuan teknologi
dan informasi menjadikan masyarakatnya semakin membutuhkan informasi berkembang
khususnya informasi seputar Kota Batam dari sebuah media online yang
terpercaya. Apalagi dengan rencana Kota Batam untuk menbuat konsep digital
island mampu memacu perkembangan sumber daya manusia sebagaimana masyarakat
lain di Negara-negara maju.
Perkembangan Telekomunikasi di Batam
terbilang cukup pesat. berikut ini adalah beberapa media yang berada di batam.
Stasiun Televisi:
pos indonesia
stasiun batam tv
Semenanjung Televisi
Urban TV
Barelang TV Hang Tuah TV Batam TV Stasiun Radio:
Radio Kei 102.3FM
Radio Be 107FM
Radio RAMAKO Batam 100.7FM
Radio Zoo 101.6FM
Radio DISCOVERY Minang 87.6FM
Radio Sheila 104.3FM
Radio Alfa Omega 107.7FM
Radio Sing 105.5FM
Radio Era Baru 106.5FM
Radio Salam 102.7FM
Radio Hang FM
Radio Wiraga FM
Radio Idola FM
Radio Gress FM
Radio M3 FM
Radio Wiraga FM
Islam adalah agama mayoritas di Kota Batam. Mesjid
Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun, kantor
walikota dan kantor DPRD menjadi simbol masyarakat Batam yang agamis. Agama
Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang
berasal dari suku Batak dan Flores. Agama Buddha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa.
Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta
Maitreya.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang
lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan
wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi
Provinsi Kepulauan Riau. Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor
komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan
alih kapal, sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam
yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga
merupakan komoditi ekspor untuk negara lain. Keberadaan kegiatan perekonomian
di Kota ini juga dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan
masyarakat.
Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama
Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita
Batam dalam meneruskan pembangunan, memiliki komitmen dalam memajukan
pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya
nota kesepahaman ketiga instansi tersebut, yang kemudian diharapkan terciptanya
pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan. Batam, bersama dengan Bintan dan
Karimun kini telah berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus(KEK). Dengan ini
diharapkan dapat meningkatkan investasi di Batam yang pada akhirnya ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.